bahasa gaul vs bahasa indonesia

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan anugerah melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Negara kita adalah negara yang terbentang dari sabang sampai merauke. Terdiri dari beribu pulau, beraneka ragam suku, adat dan budaya yang menjadi satu bagian yaitu negara Indonesia. Setiap suku di negara Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam, dimana setiap suku mempunyai adat istiadat berbeda-beda pula, termasuk cara bertutur (berbahasa).

Penggunaan bahasa dalam satu rumpun kebudayaan yang sama hanya terjadi dalam komunikasi antar masyarakat dalam lingkup daerah tertentu. Seperti masyarakat Padang, menggunakan bahasa Minang untuk berkomunikasi antar sesama orang Padang dan masyarakat Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk kepentingan komunikasi antar sesama orang Jawa. Hal tersebut menjadi kendala apabila di suatu daerah terdapat kumpulan warga yang berbeda, terdiri dari kumpulan masyarakat dengan latar belakang budaya yang tidak sama. Maka dibutuhkan bahasa yang dapat menjembatani kesulitan berkomunikasi dan sekaligus mempersatukan masyarakat.

Dengan latar belakang keragaman itulah pada tanggal 28 Oktober 1928 masyarakat Indonesia menyatukan kebinekaan dan menyamakan tekad kebahasaan nasional. Termasuk dalam salah satu butir Sumpah Pemuda yang berbunyi, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, hambatan komunikasi yang disebabkan berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerah dapat teratasi dengan bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.

Pada kitab UUD 1945 menerangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangatlah kuat. Pasal 36 berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Penjabaran pasal ini secara lebih luas dapat diartikan bahwa penggunaan bahasa Indonesia menjadi kewajiban untuk setiap kepentingan kenegaraan dan urusan tata pemerintahan. Konsekuensinya, usaha pelestarian, pembinaan, dan mengembangan bahasa Indonesia menjadi tanggung jawab setiap warga negara.

Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara baik dan benar menjadi prioritas. Sehingga peningkatan, mengembangkan dan pelestarian bahasa Indoesia mencakupi semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dijadikan tempat yang mempunyai peran penting dan stratergis untuk melaksanakan tugas tersebut. Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Oleh karenanya, mata pelajaran bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran pokok yang wajib diikuti dan dimasukkan ke dalam syarat kelulusan ujian disetiap jenjang pendidikan.

Namun yang perlu dicermati, semakin pentingnya kedudukan bahasa Indonesia dan semakin optimalnya intensitas pembelajaran bahasa, pada kenyataanya tidak cukup berhasil untuk mencetak generasi yang cinta dan terampil dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Kemudian pada saat SMP dan SMA siswa juga mulai dikenalkan pada dunia kesastraan. Dimana dititikberatkan pada tata bahasa, ilmu bahasa, dan berbagai apresiasi sastra. Logikanya, telah 12 tahun mereka merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di bangku sekolah. Selama itu pula mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak pernah absen menemani mereka.

Tetapi, luar biasanya, kualitas berbahasa Indonesia para siswa yang telah lulus SMA masih saja jauh dari apa yang dicita-citakan sebelumnya. Yaitu untuk dapat berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, ditambahlagi bahasa anak-anak muda zaman sekarang yang kini tidak lagi sesuai dengan tata bahasa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.      Apakah pengertian dari bahasa gaul?

2.      Bagaiamanakah peggunaan bahasa gaul dengan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari?

3.      Bagaimanakah dampak penggunaan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia?

4.      Bagaimanakah cara penanggulangan bahasa gaul?

5.      Apakah pentingya Berbahasa Indonesia

 

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.      Agar pembaca mengetahui apa pengertian bahasa gaul

2.      Agar pembaca mengetahui mengenai penggunaan bahasa gaul dan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari

3.      Agar pembaca memahami bagaimana pengaruh penggunaan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia

4.      Agar pembaca mengetahui bagaimana penanggulangan bahasa gaul yang memberi dampak negatif terhadap bahasa Indonesia

5.      Agar pembaca mengetahui bagaimana pentingnya bahasa Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Bahasa Gaul

Bersumber dari Wikipedia Indonesia (id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_gaul) bahasa gaul adalah bahasa yang senantiasa berkembang sebagai bahasa pergaulan. Selain itu dalam situs Lubis Grafura (lubisgrafura.wordpress.com/) menyatakan bahwa bahasa gaul merupakan variasi bahasa non resmi yang memiliki karakteristik yang biasanya berupa singkatan dan kosa kata. Jadi dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan bahasa gaul ialah variasi bahasa yang senantiasa berkembang, bersifat sementara, dan biasanya berupa singkatan dan kosa kata baru.

 

B.     Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Gaul

Dewasa ini, pemakaian Bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun fiksi, mulai mengalami interferensi dan mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Dengan memakai bahasa gaul, pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah, karena bahasa gaul sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah satu bahasa daerah juga di Indoensia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul, tentunya lebih modern dan lebih maju adalah bahasa Indonesia. Hal ini karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan bahasa asing. Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari bahasa Betawi.

 

 

 

 

Contoh bahasa-bahasa gaul:

1.      GUE

Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang (terutama orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”. Kata ini merupakan bahasa Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem dikenal orang. 

2.      LO / LU

Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku Betawi sejak bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut “Anda/Kamu”.

3.      ALAY

Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.

4.      LOL

Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.

5.      LEBAY

Merupakan hiperbol dan singkatan dari kata “berlebihan”. Kata ini populer di tahun 2006an.

6.      KAMSEUPAY, IUH,  JADI GW HARUS BILANG WOW GITU, RAKYAT JELATA

Kata ini berasal dari sinetron Putih Abu-Abu

7.      DOUBLE WOW,BADAI,

Kata ini berasal dari sinetron Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu

8.      GARING

Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.

9.      SECARA

Kata ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”. Namun kata ini menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang menggunakan kata ini sebagai kata ganti “Karena/Soalnya”. Sesekali pula digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya:

a.       Gua gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.

b.      Ya… gimana dong? Secara gue ini kan gaul…

10.  KAMSEUPAY, IUH,  JADI GW HARUS BILANG WOW GITU, RAKYAT JELATA

Kata ini berasal dari sinetron Putih Abu-Abu

11.  DOUBLE WOW,BADAI,

Kata ini berasal dari sinetron Cinta Bersemi di Putih Abu-Abu

12.  GANDENG

Kata ini pun merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “berisik”.

13.  AKIKA

Merupakan sandi untuk mengatakan “Saya”. Kata ini pertama kali dipopulerkan oleh kaum waria di tahun 90an, yang dibakukan oleh Debby Sahertian dalam buku Kamus Gaul yang dibuatnya.

14.  Memble dan Kece.

Ini adalah ciptaan khas Jaja Mihardja, di tahun 1986 kemudian dimainkan dalam Film “Memble Tapi Kece” yang diperankan oleh Jaja Mihardja sendiri dan Dorce Gamalama.

15.  CUMI

Kata ini merupakan singkatan dari “Cuma Minjem”

16.  Nih Yee…

Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, kalau tidak salah tepatnya November 1985 pertama kali diucapkan oleh pelawak Diran, kemudian dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah.

17.  KEPO

Berarti selalu ingin tau

18.  UNYU_UNYU

Kata lain dari lucu

19.  MENYE_MENYE

Berarti berlebihan

20.  Booo……..

Ini ucapan populer di pertengahan awal 90-an, pertama dipopulerkan oleh grup GSP, kalau tidak salah Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan yang pertama kali mengucapkan, kemudian kata-kata ini pernah di ucapkan dalam lenong rumpi, tapi kata-kata ini populer dalam lingkungan pergaulan di kalangan artis, Titi DJ-lah orang benar-benar mempopulerkan ucapan ini.

21.  Nek…

Setelah kata Boo… tak lama kemudian muncul kata-kata Nek… bagi generasi yang SMA-nya di pertengahan 90-an pasti mengalami bagaimana populernya kata-kata ini. Ucapan “Nek” pertama kali diucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan kebayoran yang tinggal sama neneknya, makanya dia sering mengucapkan “Nek”, kebetulan dia latah jadinya setiap bicara dia mengatakan “Nek…Nek… eh lo mau ke menong Nek”.

Si Budi ini seneng bergaul di wilayah Tjokro, Menteng …nah kebetulan ada banci menteng yang denger, kemudian si banci itu mengikuti kata-kata si Budi, so… banyak banci bicara gaya Budi, jadi banyak orang mengira kata-kata ini dipopulerkan oleh para banci.

22.  Jayus.

Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat populer, kata ini artinya lawakan yang nggak lucu, garing atau tingkah laku yang mau melucu tapi nggak lucu, orang yang mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di sekitar Kemang.

Konon ada seseorang bernama Herman Setiabudhi, dia dipanggil teman-temannya Jayus, soalnya bapaknya bernama Jayus Kelana seorang pelukis di kawasan Blok M. Si Herman alias Jayus ini kalau ngelawak nggak pernah lucu, temannya yang bernama Sonny Hassan alias Oni Acan sering ngomentarin tiap lawakan yang nggak lucu dengan celetukan Jayus, ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti tongkrongannya di daerah Sajam, Kemang lalu kemudian merambat populer di lingkungan PL, dan anak-anak SMU sekitar Melawai. Puncaknya pas ada acara PL Fair 2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan.

23.  Jaim

Ucapan jaim ini dipopulerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah laku. pada suatu hari Pak Pur, begitu ia sering dipanggil, berpidato di hadapan anak buahnya untuk Jaim, inilah kutipan kata-katanya saudara-saudara sebagai pegawai negeri kita harus Jaim, apa itu Jaim Jaim itu yah…Jaga Imej itulah awal kata-kata Jaim itu populer, kemudian seorang anak buah Pak Pur, Bapak Dharmawan Sutanto, yang punya anak bernama Santi Indraswara, pernah memarahi Santi untuk tidak terlalu ngumbar sama teman-teman cowoknya San…kamu kalo jadi cewek harus Jaim..!!!!.

Santi bengong dengan muka begonya dia nanya Pa…Jaim itu apa seh..? Pak Dhar langsung keluar kamar Santi sembari ngomong Jaim itu Jaga Imej… Santi yang masih bengong hanya mengucapkan ooooh.

Nah hari seninnya Santi pas upacara bendera dia ditugaskan jadi pembaca UUD 1945, diakhir kata dia tidak sengaja mengucapkan “Jaim doooong…..”.  Kepala Sekolahnya langsung melihat kearah Santi dan bertanya ke Santi apa tuh Jaim Santi dengan santai menjawab Jaga Imej…Pak eh Kepala Sekolah dengan muka bego juga hanya mengucapkan Ooohh..

24.  Gitu Loooooooooohhh……..

Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di kawasan Kebayoran, Gina ini punya kakak bernama Ronny Baskara seorang pekerja event organizer, nah si Ronny ini punya teman kantor bernama Siska Utami, pada suatu saat Siska bertandang ke rumah Ronny, pas dia ketemu Gina, Siska nanya: “Kakakmu mana?” Gina menjawab : “di kamar, Gitu Loooohhh..!”, terus pas di tanya lagi “Eh Gina kelas berapa ! sekarang?” si Gina menjawab : “Kelas dua SMP Gitu looohhh..!” Yah namanya tamu, Siska trus nanya Gina: “kalau yang benerin genteng bocor siapa seh?”, Gina menjawab: “Siapa aja Gitu Looohhh…”, sampai sebelas pertanyaan selanjutnya  Gina menjawab dengan kata-kata Gitu Looohh…Esoknya Siska di kantor ikut-ikutan latah dia mengucapkan kata Gitu Loooohhh…di tiap akhir pembicaraannya kalau dia bicara.

Tambahan:

25.  KOOL

Sekilas cara membacanya sama dengan “cool” (keren), padahal kata ini merupakan singkatan dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.

26.  BEGICHU/BEGICYU

Biasanya kata ini disebutkan dengan penekanan di bagian belakang (yaitu memonyongkan bibir).

27.  MENEKETEHE

Kata ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV.

28.  CING

Kata “cing” biasa digunakan sebagai sapaan untuk teman dekat. Misalnya, “Mau ke mana, Cing?”

29.  EMBER

Kata ini merupakan plesetan dari kata “Memang Begitu”. Pertama kali dipopulerkan oleh Titi DJ yang secara tidak sengaja menyebut kata ini saat menjawab pertanyaan orang. Sejak itu, kata ini sering digunakan di berbagai kesempatan.

30.  YIUK….!!

Kata ini sempat populer di awal tahun 90an dan sering digunakan oleh Lenong Rumpi. Kata ini identik dengan panggilan kaum waria/bencong.

31.  BONYOK

Kata ini merupakan singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua).

32.  BISPAK

33.  Merupakan singkatan dari kata “Bisa Pakai”.

34.  SUTRALAH

Merupakan pemanjangan dan plesetan dari kata “Sudahlah”. Kata ini juga dipopulerkan oleh kaum waria dan mulai populer di tahun 90an akhir.

35.  SEMOK

Berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Montok”. Kata ini belakangan sering digunakan orang untuk menggambarkan wanita yang cantik dan seksi.

36.  CENGLI

Merupakan kata dari bahasa Hokkian yang berarti “Bertindak Adil”.

37.  WIL dan PIL

Merupakan singkatan dari Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain. Tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah ini, namun saya menemukan kata-kata ini sering digunakan dalam penulisan di majalah-majalah di era awal 2000an. Kedua kata itu biasa digunakan untuk menjelaskan wanita atau pria simpanan/selingkuhan.

38.  AJIB

Artinya Enak, Asyik, atau Klabing. Kata ini mulai populer di tahun 90an tatkala musik trance dan narkoba jenis shabu-shabu baru mulai populer. Kata ini biasanya digunakan oleh para penikmat kedua hal itu.

39.  ANJELO

Merupakan singkatan dari Antar Jemput Lonte. Dari informasi yang diperoleh, kata ini pertama kali digunakan sekitar tahun 2000an di daerah sekitar Bogor untuk menyebut Tukang Ojek yang menjadi langganan para penjaja cinta di sana.

40.  JABLAY

Kata ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film Mendadak Dangdut (2006). Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung arti lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan belaian kasih sayang kekasihnya.

41.  BELAH DUREN

Berasal dari istilah yang digunakan dalam lagu dangdut berjudul sama yang dinyanyikan oleh Julia Perez, kata “Belah Duren” merupakan istilah yang ditujukan buat para pengantin muda yang menikmati malam pertama.

42.  SEGEDE GAMBRENG

Kata “gambreng” berasal dari suitan anak-anak (hompimpah alaihum gambreng), yang menunjukkan siapa yang menang dalam suitan tersebut. Belakangan, sekitar tahun 2007an, kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar sekali (dan sulit diungkapkan dengan kata-kata).

43.  SEGEDE GOBLOK

Mirip dengan ungkapan “Segede Gambreng”, kata “Segede Goblok” menunjukkan sesuatu yang besarnya luar biasa, dan sakin besarnya, jadi ga masuk akal. Gak jelas siapa yang mempopulerkan kata ini, tapi diduga kata ini pernah diucapkan oleh beberapa MC di televisi (entah Indra Bekti, Iva Gunawan, atau Ruben Onsu).

44.  JUTEK

Berasal dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya menjadi kata umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan, judes, galak, emosian, dan sombong.

45.  BT/BETE

Merupakan singkatan dari Boring Total. Tadinya orang menduga kata ini dipopulerkan oleh Dwiq saat merilis lagu “Bete” sekitar tahun 2008. Padahal kata ini sudah lama digunakan oleh para mahasiswa yang bosan dengan program perkuliahan mereka. Kata ini mulai populer dan digunakan di awal tahun 2000an.

46.  KAMSUD

Merupakan pembalikan konsonan kata “Maksud”. Kata ini mulai populer, terutama di kalangan para cewek di ruang chatting dunia maya.

47.  KATROK

Orang kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat membawakan acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi acara Bukan Empat Mata). Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk menggambarkan orang yang kampungan/norak banget.

48.  NGIIIKK

Ungkapan yang disampaikan seseorang untuk mengomentari, yang arti lainnya adalah : “Bohong Lu..!!”

49.  GAYUS

Merupakan sebutan sindiran untuk orang yang gila uang dan berusaha mendapatkan uang dengan berbagai cara yang tidak halal. Ungkapan ini populer di awal tahun 2010 setelah seorang pejabat pajak negara bernama Gayus diciduk polisi lantaran ketahuan menilap uang negara sebesar Rp 67 milyar.

50.  MOGE

Awalnya kata ini merupakan singkatan dari Motor Gede dan dipopulerkan oleh kelompok penyuka motor gede tahun 2008 silam. Namun belakangan, kata itu diplesetkan banyak orang menjadi Motor Gelo yang ditujukan pada orang-orag norak yang suka bikin rusuh, mau menang sendiri, dan bikin muak banyak orang.

51.  BONEK

Singkatan dari kata Bondo Nekat yang berarti orang nekat yang gak bermodal apapun selain kemauan. Kata ini dipopulerkan oleh suporter Tim Sepakbola Persebaya Surabaya di tahun 90an dan menjadi sebutan “kebanggaan” mereka. Saat ini, kata ini juga digunakan untuk orang-orang nekat yang gak kenal rasa takut.

52.  PRIKITIW

Adalah celutukan yang ditujukan pada pasangan yang tertangkap basah melakukan perselingkuhan. Adalah Sule, seorang komedian lokal, yang melontarkan celutukan nakal yang kini menjadi bahasa pergaulan itu.

53.  CUMI

Merupakan singkatan yang mengandung banyak arti (tergantung CUMI yang dipakai adalah singkatan dari apa). Awalnya kata ini dipopulerkan oleh sebuah produk kartu telpon seluler di tahun 2008an, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa gaul anak-anak remaja untuk menjelaskan kondisinya saat ini, seperti CUma MIkir, CUma MIScal, CUma MIrip, CUma MInjam, CUkup MIris, dan lain-lain.

54.  KRIK

Dengan latar belakang suara jengkrik, mana kala seseorang bercanda namun tidak lucu. Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi

 

 

komentar/ucapan seseorang, penulis tinggal menulis kata “Krik” berulang-ulang, menandakan bahwa penulis menganggap ucapan orang itu nggak lucu banget.

 

Itulah tadi beberapa contoh bahasa-bahasa gaul yang pernah ditemukan, tidak hanya dalam pengucapan, namun dalam gaya penulisan juga ada, contohnya dalam penulisan sms,

1.       h4i, pa kaBar?  seharusnya hai apa kabar?

2.      cOz, nyOkap Gw g diRaWat drmH SkIT, seharusnya karena ibu saya sedang di rawat di Rumah Sakit.

Peniruan bahasa gaul tersebut oleh masyarakat luas di Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai Bahasa Indonesia.

 

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia, tidak berarti kita melupakan bahasa daerah kita masing-masing. Kita tidak harus berbahasa Indonesia secara terus-menerus sepanjang hayat kita.

 

Kita lebih baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian? Karena dengan berbahasa daerah, kita sudah melestarikan bahasa daerah yang menjadi pemerkaya bahasa nasional dan sekaligus pemerkaya bangsa Indonesia. Sebaliknya, jika menggunakan bahasa gaul di daerah kita sendiri dengan orang-orang sebahasa daerah, kita akan dicap tidak mencintai dan tidak melestarikan bahasa daerah sendiri. Kebiasaan menggunakan bahasa gaul membuat kita terikut menggunakan sebagian kata bahasa gaul, dalam penggunaan Bahasa Indonesia baku.

 

Dengan kata lain terjadi interferensi (pengacauan) bahasa gaul ke dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku. Kata yang sering muncul dari bahasa gaul dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku, seperti kata nggak atau gak (bahasa gaul) yang seharusnya kata tidak (Bahasa Indonesia). Hal ini harus kita hindari sejauh mungkin dalam kehidupan kita.

 

C.    Dampak Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa gaul akhir-akhir ini, tentu saja mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :

1.      Masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku.

2.      Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

3.      Masyrakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajari karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar

4.      Dulu anak-anak kecil bisa menggunaka bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan Ayah atau Ibu, tapi anak kecil sekarang ada yang memanggil orang tuanya dengan sebutan bokap dan nyokap.

5.      Penulisan Bahasa Indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada pengganti huruf menjadi angka dalam sebuah kata.

Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda, harus cermat dalam memilih serta mengikuti trend yang ada ataupun kalimat.

D.    Penanggulangan Bahasa Gaul

 

Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat

 

Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia modern, perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

 

Berkaitan dengan pemakaian bahasa gaul dalam dunia nyata dan fiksi yang menyebabkan interferensi ke dalam Bahasa Indonesia dan pergeseran Bahasa Indonesia di atas, ada hal-hal yang perlu dilakukan. Antara lain:

 

Pertama, menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.

Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat dilakukan di rumah, sekolah dan di masyarakat.

 

Ketiga, pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.

 

Keempat, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar.

 

Sebagian masyarakat Indonesia yang paling gemar berbahasa gaul adalah para generasi muda bangsa kita. Kenyataan ini harus segera diatasi mengingat betapa pentingnya bahasa Indoensia bagi bangsa Indonesia. Sebagai warga Indonesia yang baik, kita seharusnya dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Bahasa gaul memang bukan bahasa yang dilarang penggunaannya, tetapi kita harus ingat bahasa gaul dipakai dalam kelompok tertentu saja. Kita sebaiknya tidak menggunakan bahasa gaul di luar kapasitasnya. Dengan demikian, terciptalah penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa gaul yang terpisah atau tidak ada interferensi bahasa gaul ke dalam bahasa Indonesia dan tidak ada pergeseran penggunaan bahasa Indonesia oleh penggunaan bahasa gaul.

 

E.     Pentingnya Berbahasa Indonesia.

 

Bangsa Indonesia, bangsa besar dan sedang dalam Proses pembangunan. Sebagai sebuah bangsa besar yang sedang membangun, Indonesia memerlukan generasi-generasi penerus yang andal di berbagai bidang untuk dapat mewujudkan masyarakat adil, makmur dan merata. Untuk menjadikan generasi penerus bangsa ini sebagai sumber daya manusia yang andal dan tangguh diperlukan pendidikan bermutu di setiap daerah.

 

Dalam hal pendidikan di Indonesia, kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu dengan Bahasa Indonesia baku atau benar. Bahasa Indonesia baku bagi sebagian besar orang Indonesia merupakan bahasa kedua setelah menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu. Walaupun sebagai bahasa kedua, Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Karena itu, para generasi bangsa kita harus mengusai Bahasa Indonesia agar dapat memiliki banyak pengetahuan, sehingga menjadi sumber daya manusia yang andal dan dapat membangun bangsa ini secara optimal. Mendapatkan pengetahuan bukan hanya dari jalur pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi, juga di masyarakat luas.

 

Dewasa ini begitu banyak informasi yang beredar di sekitar kita dari segala penjuru dunia yang sebagian besar dikemas dalam Bahasa Indonesia baku. Mulai dari buku-buku pelajaran, surat kabar, hingga berita-berita di televisi, informasi tersebar di sekeliling kita. Jangan heran, jika tidak mengikuti perkembangan informasi, kita akan menjadi orang asing di masyarakat kita sendiri! Kita akan merasa tersisihkan dalam pergaulan jika tidak mau mengikuti pekembangan informasi yang tersebar di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik.

 

Penyebaran informasi, baik yang berupa peristiwa, ilmu, maupun penemuan-penemuan terbaru disajikan secara lisan dan tulisan. Secara lisan sering kita temui dalam media elektronik, seperti televisi dan radio. Informasi yang disampaikan secara tertulis dapat kita jumpai di media elektronik, seperti informasi di internet dan juga di media cetak, seperti surat kabar, majalah, dan buku-buku.

 

Kenyataan ini mengharuskan para generasi penerus Bangsa Indonesia harus mampu menguasai Bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang benar secara kaidah kebahasaan di Indonesia. Hal ini membuktikan, Bahasa Indonesia sangat penting dalam membentuk generasi bangsa yang cerdas dan kompetitif.

 

Selain itu Bahasa Indonesia juga mempersatukan bangsa. Dengan  terbentuknya generasi cerdas dan kompetitif, Bangsa Indonesia akan mudah dalam proses pembangunan yang hingga saat ini, masih digalakkan di berbagai bidang kehidupan. Karena itulah diharapkan para generasi penerus bangsa ini harus mendapatkan pemahaman betapa pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia terhadap kemajuan Bangsa Indonesia. Dengan pemahaman itu, generasi penerus bangsa ini dengan sendirinya akan menjaga dan melestarikan Bahasa Indonesia dalam rangka mewujudkan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan makmur secara merata di berbagai bidang kehidupan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

 

Jadi kesimpulannya bahasa gaul merupakan bahasa yang sudah tidak asing lagi ditengah-tengah masyarakat, terutama di kalangan anak remaja, namun penggunaan bahasa gaul tersebut memberi dampak negatif bagi bahasa Indonesia. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka perlu dilakukan hal-hal yang dapat mencegah pengaruh negatif bahasa gaul tersebut dengan adanya bantuan dari orang-orang sekitar, seperti  orang tua, guru, dan tokoh-tokoh masyarakat, tidak terkecuali atas kesadaran diri sendiri.

 

B.     Saran

Saran dari penulis untuk pembaca, agar pembaca lebih memahami apa itu bahasa gaul dan bagaimana pengaruh bahasa gaul tersebut terhadap bahasa Indonesia. Jika pembaca telah mengetahui pengaruh negatif dari penggunaan bahasa gaul tersebut maka hendaknyalah pembaca menghindari penggunaan bahasa gaul tersebut terlalu sering.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Aakademika Persindo.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/pengaruh-bahasa-gaul-alay-terhdap-perkembangan-bahasa-indonesia-tulisan-softskill-kedu Pengertian Bahasa Gaul

Sadikin, Muhammad. 2009. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) Majas Peribahasa. Jakarta: Laskar Aksara

 

 

Interaksi Zat Gizi

Interaksi Yodium dengan Zat gizi lain

Pendahuluan

Menurut Golden (1992), yodium termasuk dalam klasifikasi/kategori nutrient type I (pertama), bersama sama dengan zat gizi lain seperti besi, selenium,calciumthiamine dll. Type I ini mempunyai ciri yang apabila kekurangan maka gangguan pertumbuhan bukan merupakan tanda yang pertama melainkan timbul setelah tahap akhir dari kekurangan  zat gizi tersebut. Tanda yang spesifik lah yang pertama akan timbul. Dalam hal kekurangan yodium, dapat menyebabkan gangguan akibat kekurangan yodium yang sering disebut IodineDeficiency Disorder (IDD). Dalam type II, pertumbuhan akan terganggu terlebih dahulu, tetapi memberikan nilai penilaian biokimia cairan tubuh yang normal. Nutrient yang termasuk ini adalah potasiumnatriumzinc dll.

IDD adalah gangguan yang merugikan kesehatan sebagai akibat dari kekurangan yodium, yang kita kenal juga dengan singkatan GAKY. Kekurangan yodium pada tanah menyebabkan masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di daerah tersebut menjadi masyarakat yang rawan terhadap IDD. Yang paling ditakutkan dari kekurangan yodium ini adalah meningkatnya kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan dan perkembangan otak yang terhambat (neonatal hypotyroidsm). Faktor yang berperan dalam kejadianIDDdiantaranya adalah adanya hubungan idoium dengan zat lain misalnya thyosianat dan selenium (Thaha dkk, 2001) Tulisan dibawah ini akan membahas lebih lanjut hubungan tersebut.

Ketersediaan selenium yang kurang pada tanah diduga juga mengandung rendah yodium pada tanah yang sama. Untuk sementara interaksi antara yodium dan selenium dalam proses penyerapan belum ada. Kalaupun ada interkasi ini sangat kompleks dan terkait dengan fungsi fungsi selenium dalam selenoprotein. Pada binatang percobaan ditemukan bahwa kurang selenium meningkatkan kadar T3 di jantung, sehingga dapat menimbulkan peningkatan denyut jantung dan palpasi. Selenoprotein yang juga terlibat dalam interaksi metabolisme yodium ialah iodotyronine deiodinase  yang berfingsi merubah  thyroxine (T4) menjadi bentuk aktif dari hormon thyroid triiodothyronine (T3) (Satoto, 2001).. Enzym tersebut merupakan selenium-dependent enzymes selain merupakan katalisator utama dalam perubahan thyroxin (T4) menjadi triiodotyronine (T3) juga merupakan katalisator yang merubah dari T3 menjadi T2 untuk mempertahankan level T3 (www.orst.edu/depth/lpi/infocentre/minerals/iodine).

Selain itu, salah satu contoh dari selenoprotein yang berhunbungan dengan metabolisme yodium adalah glutathione peroxidase, berfungsi sebagai antioksidan utama dalam tubuh manusia dan binatang (Satoto, 2001). Dengan adanya gambaran diatas, jelas bahwa akibat dari kekurangan selenium asupan T3 dalam sel tubuh juga menurun.

B. Thiosianat

Tiosiant dikenal sebagai zat goitrogenik yaitu zat yang dapat menghambat transport aktif yodium dalam kelenjar tiroid dan yang paling potential dari zatgoitrogenik yang lain. Menurut  Bourdoux (1993) dalam Thaha (2001), thyocianat adalah komponen yang utama pada kelompok zat goitrogenik yang dapat mewakili asupan kelompok goitrogenik melalui makanan. Delanggu dalam Thaha (2001) melaporkan bahwa disuatu populasi bila perbandingan antara eksresi yodium dan tiosianat dalam urin (ug/g) kurang dari 3, maka daerah tempat populasi itu berada mempunyai resiko yang potensial untuk terjadinya gondok endemik. Makin kecil perbandingan antara eksresi yodium dan thyiosinat dalam urin maka semakin tinggi tingkat endemisitasnya. Namun demikian, menurut Larsen dan Ingbar dalam Thaha (2001), hambatan oleh pengaruh tiosinat hanya efektif bila konsentrasi yodium plasma normal atau rendah.

Penelitian di Pulau Seram Barat, Seram Utara dan pulau Banda menunjukkan adanya perbedaan ekresi thyocianat yang bermakna antara daerah endemik GAKY dan daerah non-endemik GAKY yang mana kandungan thyosianat tinggi pada daerah kontrol dibandingkan daerah kasus. Hal ini bertentangan dengan dugaan bahwa kandungan thiosinat yang tinggi akan dijumpai pada daerah gondok endemik. Data dari P. Buru menujukkan nilai eksresi tiosianat yang paling tinggi dibanding dengan tiga daerah lain sehingga menyebabkan tingginya nilai tiosinanat di urin pada kelompok kontrol. Akan tetapi rasio eksresi yodium dan eksresi tiosinat pada urin daerah yang endemik menunjukkan lebih kecil dari pada daerah yang non endemik (Thaha, 2001) yang menandakan bahwa ratio yang semakin kecil menghasilkan resiko yang semakin besar terhadap gondok endemik.

C. Besi

Besi adalah mineral yang paling banyak dipelajari dan diketahui oleh para ahli gizi dan kedokteran di dunia. Penemuan terakhir membuktikan bahwa kekurangan besi dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Zimmermann dkk (2000) yang membagi kelompok anak anak yang menderita kekurangan yodium menjadi dua, yaitu anak yang menderita anak yang kekurangan iodine saja dan anak yang menderita kekurangan iodine dan besi. Pada kelompok pertama dan kedua, semua anak diberi 200 mg oral iodine dalam minyak. TSH (thyroid Stimulation Hormon, IU (iodine concentration), T4, dan volume kelenjar thyroid diambil pada awal dan minggu ke 1,5,10, 15 dan 30 minggu sesudah pemebrian. Sesudah 30 minggu pemberian iodine, bagi kelompok yang anaemia karena kekurangan besi diberikan tablet besi (ferrous sulphate) 60 mg secara oral 4 kali perminggu selama 12 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa pada minggu ke 30 setelah pemberian iodine kedua kelompok, terjadi penurunan volume rata-rata tiroid menurun dibandingkan dengan awal sebelum dilakukan pemberian iodine, masing masing 45.1% dan 21.8 % (p kecil 0.01).  Pada kelompok yang ke dua, penurunan volume tiroid lebih menurun bila dibandingkan dengan baseline, yaitu menjadi 34.8% pada minggu ke 50 dan 38.4 % pada minggu ke 65.  Hal ini menunjukkan bahwa suplementasi besidapat meningkatkan kemampuan iodone dalam minyak pada anak anak yang kekurangan yodium. (Zimmermann, M et al, 2000)

Interaksi antara yodium dengan mineral and vitamin lain perlu diteliti lebih lanjut, baik secara laboratorium dengan menggunakan hewan percobaan maupun di lapangan terhadap manusia. Penelitian yang melkihat inetraksi secara langsung antara yodium dengan vitamin A pernah dilakukan namun perlu konfirmasi lebih lanjut. Penelitian oleh Van Stuijvenberg dkk, (1999) misalnya yang mengambil 115 anak di Afrika Selatan usia 6-11 tahun yang diberi biskuit selama 43 minggu sampai lebih dari 12 bulan dibandingkan dengan control. Biskuit mengandung besi, yodium, and betha carotene sedangkan control adalah biskuit yang tidak difortifikasi. Pada akhir intervensi, terlihat pada tidak ada perbedaan perubahan dalam pengecilan kelenjar tiroid anak anak secara signifikan, Akan tetapi terjadi penurunan jumlah anak anak yang mempunyai eksresi yodium yang rendah (100 ug/L) dari semula berjumlah 97.5% menjadi tinggal 5.4%. Peningkatan eksresi urin tersebut sangat signifikan  (p kecil 0.0001). (van Stuijvenberg dkk, 1999).

Daftar Pustaka

Golden MHN. Specific deficiency versus growth failure: Type I and type II nutritients. SCN News 1992;No. 12:10-14.

Satoto. Seleneium dan Kurang Iodium dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan penerbit Universitas Diponegoro. 2001

ICCIDD, UNICEF, WHO. Assessment of Iodine Deficiency Disorders and Monitoring their Elimination. A guide for Programme managers. 2nd Ed. Geneva, 2002.

Thaha, Razak; Dachlan, Djunaidi M; Jafar, Nurhaedar, Jafar. Analisis faktor resiko “coastal goiter” dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan penerbit Universitas Diponegoro. 2001

Van Stuijvenberg, M Elizabeth et al. Effect of iron-, iodine-, and b carotene-fortified biscuits on the micronutrient status of primary school children: a randomized controlled trial. Am  J Clin Nutr 1999; 69: 497-503

Zimmermann M, et al. Iron supplementation in goitrous, iron-deficient children improves their response to oral iodized oil. Eur J Endocrinol 2000; 142(3):217-22

tmdpfmtfmpytmmbzwordpress tutoringb5bDasbor Blogger

Interaksi Yodium dengan Zat gizi lain Pendahuluan

Laporan Praktikum Kuliner Asam Padeh Ikan

Asam Padeh Ikan

 BAHAN :

  • Ikan tongkol                            ½ kg
  • Air                                           600ml

BUMBU :

  • Bawang merah                        8 buah
  • Kunyit                                     2 cm
  • Bawang putih                          3 siung
  • Daun kunyit                            1 helai
  • Daun ruku-ruku                       4 btg
  • Daun salam                             3 lbr
  • Daun jeruk                              3 lbr
  • Cabe merah giling                   2 sdm
  • Serai                                        1 btg
  • Asam kandis                           3 buah
  •  Laos                                       2 cm
  •  Jahe                                        1 cm
  •  Garam                                    secukupnya

CARA MEMBUAT :

  1.  Ikan dibersihkan, dipotong dan diberi garam.
  2.  Bumbu-bumbu digiling halus, kecuali daun kunyit dan asam kandis.
  3.  Ikan, bumbu  dan air sekaligus dimasak dalam panci dengan api kecil hinggga empuk.
  4. Angkat dan sajikan.

LAPORAN PRAKTIKUM

  1. Praktek Ke                        : X ( Sepuluh )
  2. Hari Tanggal         : Kamis, 27 Desember 2012
  3. Menu                     :

Asam Padeh Ikan

 BAHAN :

  • Ikan tongkol                            ½ kg
  • Air                                           600ml

BUMBU :

  • Bawang merah                        8 buah
  • Kunyit                                     2 cm
  • Bawang putih                          3 siung
  • Daun kunyit                            1 helai
  • Daun ruku-ruku                       4 btg
  • Daun salam                             3 lbr
  • Daun jeruk                              3 lbr
  • Cabe merah giling                   2 sdm
  • Serai                                        1 btg
  • Asam kandis                           3 buah
  •  Laos                                       2 cm
  •  Jahe                                        1 cm
  •  Garam                                    secukupnya

CARA MEMBUAT :

  1.  Ikan dibersihkan, dipotong dan diberi garam.
  2.  Bumbu-bumbu digiling halus, kecuali daun kunyit dan asam kandis.
  3.  Ikan, bumbu  dan air sekaligus dimasak dalam panci dengan api kecil hinggga empuk.
  4. Angkat dan sajikan.
  1. Daftar Belanja       :
No

Nama Bahan

Jumlah

Harga Satuan

Harga Sebenarnnya

1 Ikan tongkol ½ kg Rp 15.000/kg Rp 8.000
2 Bawang merah 8 bh Rp 15.000/kg Rp 1.000
3 Bawang putih 3 bh Rp 15.000/kg Rp 1.000
4 Cabe merah giling 2 sdm Rp 3000/ons Rp 1.000
5 Laos 2 cm Rp 1.000/onggok Rp 500
6 Kunyit 2 cm Rp 1.000/onggok Rp 500
7 Jahe 1 cm Rp 1.000/onggok Rp 500
8 Daun salam 3 lbr Rp 1.000/onggok Rp 500
9 Daun kunyit 1 lbr Rp 1000/onggok Rp 500
10 Daun jeruk 3 lbr Rp 1.000/onggok Rp 500
11 Daun ruku-ruku 4 btg Rp 1.000/onggok Rp 500
12 Batang sereh 1 btg Rp 1.000/ikat Rp 500
13 Asam kandis 3 bh Rp 1.000/onggok Rp 500
14 Garam secukupnya Rp 1.000/bks Rp 500
  1. Inventaris Alat      :

No

Nama Alat

Jumlah

1 Wajan 1 bh
2 Piring sambal 5 bh
  1. Tertib Kerja           :

No

Kegiatan

Waktu

1 Menimbang dan membersihkan bahan 30 Menit
2 Memasak 180 menit
3 Menghidang 30 Menit
  1. Evaluasi                 :
No

Penyajian

Rasa

Porsi

Tekstur

Warna

Pembuat Laporan